salah satu dewan saat melakukan absen fingerprint. foto:Centroone/Suryanto
Surabaya – Penerapan absensi sidik jari oleh Badan Kehormatan (BK) DPRD Surabaya sepertinya tidak akan lagi berlanjut. Setelah banyak ditentang anggota dewan yang merasa jika kerja mereka bukan seperti perusahaan tapi justru bekerja karena pengabdian, kini mesin sidik jari itu bahkan sudah tidak ada lagi di tempatnya.
Menurut informasi mesin yang pengadaannya diakui Ketua BK Agus Santoso dengan uang pribadinya sebesar Rp3 juta itu dicopot dengan alasan akan diperbaiki sesuai garansi yang ada. Agus Santoso mengatakan akan kembali memasang alat itu kembali jika sudah diperbaiki. Namun sampai awal 2012 ini pun, mesin absensi sidik jari itu juga belum terlihat kembali terpasang.
Penerapan absen sidik jari ini sendiri bisa dibilang gagal. Pasalnya saat pertama kali diberlakukan, jelang akhir 2011, hanya beberapa anggota saja yang mau melakukan absensi sidik jari. Itu pun tidak berhasil, karena data anggota itu belum masuk dalam database mesin absensi
Menanggapi belum dipasangnya absensi sidik jari tersebut, Beberapa anggota dewan mengaku senang, karena kerja mereka tak lagi berdasar absensi, tapi karena panggilan atau pengabdiannya.
“Untuk apa ada mesin itu, wong kita sudah mencoba tapi malah tak ada datanya. Kalau begini siapa yang salah, ingin memberlakukan aturan, namun malah tak siap sendiri. Kini mesin itu sudah tak ada,” kata Rusli Yusuf dari Fraksi Demokrat.
Oleh:Windhi A-editor:YL.antama.putra
Sumber : http://www.centroone.com